SELAYAR – Di tengah gemerlap kota Dubai yang penuh kilau internasional, seorang perempuan asal pelosok Desa Laiyolo, Kecamatan Bontosikuyu, Kepulauan Selayar, berhasil mencuri perhatian warganet.
Ia bukan hanya sukses meniti karier sebagai pramugari di maskapai internasional, tetapi juga menjadi simbol kecintaan pada budaya lokal yang tak lekang oleh waktu dan jarak.
Namanya Wiwik, alumni SMP Negeri 1 Bontosikuyu Selayar tahun 2013.
Dalam sebuah video yang viral di media sosial Facebook, Wiwik terlihat menyambut keluarganya di bandara Dubai dengan ramah menggunakan bahasa Inggris. Namun, kejutan hangat terjadi saat ia berpamitan.
Setelah memeluk seorang anak kecil, Wiwik dengan penuh perasaan mengucapkan satu kata yang membuat banyak warganet terharu “Aklampama.”
Kata itu berasal dari bahasa Selayar yang berarti saya pamit, sederhana, namun sarat makna. Ia seolah membawa kampung halamannya dalam setiap langkah, bahkan di negeri orang.
Wiwik adalah putri dari Sekretaris Desa Laiyolo. Meski kini terbang tinggi bersama dunia, ia tidak melupakan tanah tempatnya berpijak. Warganet pun tak tinggal diam. Ucapan dan komentar penuh bangga membanjiri video tersebut.
“Bangga sekali melihat anak Selayar bisa bekerja di Dubai, tapi masih ingat kampung dan bahasanya. Aklampama bukan sekadar pamit, tapi bentuk cinta dan kerendahan hati,” tulis salah satu netizen.
Kisah Wiwik menjadi pengingat bahwa modernitas tidak harus memutuskan akar budaya. Bahwa bahasa daerah bukan penghalang untuk maju, melainkan identitas yang justru memperkaya langkah di panggung global.
“Lampama,” Wiwik. Warga Bontosikuyu Bangga Padamu.
Tidak ada komentar