TOSIL.ID, JAKARTA – Di balik gemerlap kehidupan dan lalu lintas pemberitaan soal pengungkapan kasus narkotika, ada sisi gelap yang kerap luput dari perhatian: keterlibatan perempuan dalam jaringan peredaran gelap narkoba. Fenomena ini mencerminkan persoalan sosial yang jauh lebih kompleks dari sekadar kriminalitas.
Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat, sepanjang Januari hingga Juni 2025, dari 581 tersangka tindak pidana narkotika yang diamankan, sebanyak 55 di antaranya adalah perempuan. Angka ini bukan hanya statistik, melainkan gambaran tragis tentang bagaimana tekanan ekonomi dan himpitan hidup dapat mendorong seseorang mengambil jalan pintas yang salah.
“Faktor ekonomi masih menjadi alasan dominan. Banyak perempuan yang terjerumus karena ingin cepat keluar dari jeratan kemiskinan,” ungkap seorang pejabat BNN dalam keterangan tertulisnya, Minggu (22/6).
Namun demikian, BNN menekankan bahwa jalan pintas tidak pernah menjadi solusi jangka panjang. Justru, keterlibatan dalam jaringan narkoba seringkali berujung pada kehancuran hidup, serta hilangnya masa depan yang seharusnya bisa lebih bermakna dan bermartabat.
Fenomena ini menjadi pengingat bagi seluruh elemen masyarakat bahwa perang terhadap narkoba bukan hanya tugas aparat, tetapi tanggung jawab bersama. Ketahanan keluarga, pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi menjadi kunci untuk mencegah perempuan dan siapa pun dari jerat kejahatan narkotika.
Karena satu keputusan keliru hari ini, bisa merenggut masa depan. Bukan hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi generasi mendatang.
#IndonesiaBersinar #IndonesiaDrugFree #tosil #fyp #viral #bnn #narkoba
Tidak ada komentar