website murah

Meniti Harapan di Atas Jembatan Gantung Dusun Katoang

REDAKSI
24 Agu 2025 23:12
tosilEdukasi 0 195
3 menit membaca

MAROS – Dusun Katoang, Desa Bonto Matinggi, Kecamatan Tompobulu, menyimpan sebuah potret perjuangan yang kerap luput dari sorotan publik.

website murah

Di tengah hamparan sawah dan perbukitan hijau, terdapat sebuah jembatan gantung sederhana yang menjadi urat nadi kehidupan masyarakat. Jembatan itu bukan sekadar penghubung antar-desa, melainkan jalan harapan bagi petani, anak-anak sekolah, dan warga yang setiap hari harus melintasinya demi melanjutkan aktivitas mereka.

Bagi masyarakat desa, jembatan gantung tersebut adalah jalur utama menuju lahan pertanian. Setiap pagi, petani harus menyeberanginya sambil memanggul hasil panen atau membawa peralatan bertani.

Meski terlihat rapuh dan berayun ketika dilewati, keberadaan jembatan itu tetap menjadi satu-satunya alternatif transportasi menuju desa sebelah dan pasar terdekat. Risiko keselamatan bukan hal baru bagi mereka; justru sudah menjadi bagian dari keseharian yang harus dijalani dengan penuh keberanian.

website murah

Tidak kalah menyentuh adalah kisah anak-anak sekolah yang setiap hari melewati jembatan tersebut. Dengan seragam sederhana dan tas di punggung, mereka berjalan hati-hati, menggenggam erat tali pembatas, agar tidak tergelincir ke sungai di bawahnya.

Pemandangan ini mencerminkan tekad kuat generasi muda di pedesaan yang ingin terus menuntut ilmu, meski harus bertaruh nyawa di perjalanan menuju sekolah.

Semangat itu menjadi gambaran nyata bahwa pendidikan masih dianggap sebagai jembatan menuju masa depan yang lebih baik, sekalipun secara harfiah mereka harus menyeberangi jembatan yang penuh tantangan.

Keadaan ini tentu menuntut perhatian serius dari pemerintah daerah maupun pusat. Infrastruktur yang layak bukan sekadar simbol pembangunan, tetapi juga hak dasar masyarakat desa. Jembatan yang aman dan kokoh akan membuka akses yang lebih luas, bukan hanya untuk mobilitas pendidikan dan pertanian, tetapi juga untuk peningkatan ekonomi serta kualitas hidup warga.

Pembangunan desa semestinya menyentuh kebutuhan mendasar seperti ini, agar tidak ada lagi anak yang harus menempuh perjalanan berbahaya demi meraih mimpi, atau petani yang khawatir nyawanya terancam saat membawa hasil bumi.

Namun, di balik keterbatasan itu, ada semangat yang patut diapresiasi. Masyarakat Dusun Katoang tidak menyerah pada keadaan. Mereka tetap bekerja, tetap bersekolah, dan tetap menjaga kebersamaan. Gotong royong dan rasa saling peduli tumbuh kuat, menjadi modal sosial yang jarang ditemui di perkotaan. Semangat inilah yang membuat desa tetap hidup, meski fasilitas yang mereka miliki jauh dari kata layak.

Jembatan gantung di Dusun Katoang bukan hanya soal akses jalan, tetapi juga simbol perjuangan. Ia menggambarkan ketangguhan masyarakat desa yang terus melangkah di tengah keterbatasan, sekaligus menjadi pengingat bagi kita semua bahwa pembangunan yang merata masih menjadi pekerjaan rumah besar.

Di balik setiap ayunan jembatan itu, ada cerita tentang harapan, perjuangan, dan mimpi besar anak-anak bangsa.

Tertulis: Guntur Rafsanjani (Warkop Bulu’ Kopi) Minggu (24/8/2025)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

xwebsite murah
xwebsite murah