Banjarnegara – Kepala Desa Purwasaba, Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara, Hoho Alkaf, menjadi sorotan publik setelah penampilannya yang penuh tato viral di media sosial.
Meski sempat menuai pro dan kontra, warga tetap menilai bahwa ia adalah pemimpin yang berdedikasi dan bekerja dengan baik untuk kemajuan desa.
Hoho Alkaf, yang baru menjabat sebagai kepala desa sejak tahun lalu, memiliki tubuh bertato dari lengan hingga leher.
Awalnya, penampilannya menimbulkan berbagai spekulasi dan anggapan negatif dari sebagian masyarakat. Namun, seiring waktu, kinerjanya yang nyata dalam membangun desa membuat banyak orang mulai berubah pandangan.
“Awalnya, kami ragu karena melihat penampilannya yang berbeda dari kepala desa sebelumnya. Tapi setelah melihat hasil kerjanya, kami sadar bahwa tato bukanlah ukuran seseorang dalam memimpin,” ujar seorang warga.
Di bawah kepemimpinannya, Hoho Alkaf berhasil mengembangkan program pemberdayaan ekonomi, memperbaiki infrastruktur desa, dan meningkatkan pelayanan administrasi. Banyak warga mengaku puas dengan kebijakan-kebijakan yang telah diterapkan.
Menanggapi berbagai komentar publik, termasuk tudingan bahwa dirinya akan menjadi preman setelah pensiun, Hoho Alkaf menanggapinya dengan santai.
“Saya ini orang desa, jauh dari terminal, jadi tidak kepikiran jadi preman. Kalau pensiun, ya saya bakal nyangkul, piara kambing, dan ngarit rumput,” ujarnya dengan nada bercanda.
Pernyataan santai Hoho Alkaf mendapat dukungan dari banyak warga dan tokoh masyarakat. Mereka menilai bahwa kepemimpinan tidak seharusnya diukur dari penampilan, melainkan dari kerja nyata dan dedikasi terhadap kemajuan desa.
Dengan semakin banyaknya dukungan, Hoho Alkaf semakin yakin untuk terus membuktikan bahwa seorang pemimpin dinilai dari prestasinya, bukan sekadar penampilannya.
Tidak ada komentar