website murah

Ironi Eksportir Kelapa Terbesar Dunia, Filipina dan Vietnam Melaju, Indonesia Masih Tertinggal

REDAKSI
28 Jul 2025 12:04
tosilFinance 0 108
3 menit membaca

JAKARTA — Indonesia dikenal sebagai produsen kelapa terbesar di dunia. Namun, di balik dominasi produksi tersebut, performa ekspor kelapa Indonesia justru masih tertinggal jauh dibandingkan negara-negara dengan volume produksi lebih kecil seperti Filipina, Sri Lanka, bahkan Brasil.

website murah

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa ekspor kelapa Indonesia dalam lima tahun terakhir mengalami fluktuasi tajam. Pada 2020, nilai ekspor kelapa, baik dalam bentuk utuh maupun olahan mencapai US$9,27 juta.

Namun, angka ini turun menjadi US$7,10 juta pada 2021, lalu sempat naik menjadi US$10,77 juta di 2022. Dua tahun berikutnya, kembali melemah: US$9,38 juta (2023) dan US$7,05 juta (2024).

Kondisi serupa terlihat di pasar ekspor strategis seperti Tiongkok. Tahun 2020, nilai ekspor kelapa ke negara tersebut hanya US$35 ribu, melonjak menjadi US$140 ribu di 2021, dan menembus US$958 ribu pada 2023. Sayangnya, tren positif itu tak bertahan. Di 2024, ekspor ke China kembali anjlok ke US$683 ribu.

website murah

Fluktuasi ini mengindikasikan belum adanya strategi ekspor yang konsisten dan terarah. Dari sisi kualitas produk, regulasi, hingga diversifikasi pasar, Indonesia dinilai belum mampu mengikuti dinamika permintaan global yang kini didorong oleh tren gaya hidup sehat, vegan, dan penggunaan produk alami.

Filipina dan Vietnam Melaju, Indonesia Masih Tertinggal

Negara tetangga seperti Filipina telah membuktikan keberhasilan mereka dalam membangun ekosistem kelapa berbasis industri. Mereka mengekspor produk bernilai tambah tinggi seperti virgin coconut oil, santan siap konsumsi, tepung kelapa, hingga produk kecantikan berbahan dasar kelapa. Sri Lanka berhasil menembus pasar Eropa lewat produk kelapa organik bersertifikat, sementara Brasil merajai pasar air kelapa kemasan di Amerika Serikat.

Indonesia sendiri masih bergantung pada ekspor kelapa utuh atau kopra mentah, dengan nilai tambah yang rendah. Padahal, potensi lahan kelapa nasional sangat besar, terutama di daerah seperti Sulawesi Utara, Riau, Lampung, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara. Sayangnya, potensi ini belum didukung oleh ekosistem hilirisasi dan industri pengolahan yang memadai.

Di Filipina, lebih dari 3,5 juta petani telah terintegrasi dalam rantai pasok industri kelapa yang efisien. Vietnam bahkan memiliki lebih dari 600 perusahaan aktif di sektor kelapa, dengan sepertiga produksinya mengantongi sertifikasi organik dari Uni Eropa dan Amerika Serikat. Sebaliknya, Indonesia masih bergantung pada rantai distribusi tradisional yang kurang terkoneksi antara petani, koperasi, dan eksportir.

Hambatan Tarif dan Sertifikasi

Indonesia juga belum memiliki banyak perjanjian dagang bilateral yang mendukung ekspor kelapa. Produk Indonesia masih dikenai tarif umum, membuatnya kalah saing dari negara seperti Vietnam yang menikmati tarif rendah ke pasar China berkat kesepakatan dagang khusus.

Lebih jauh, sertifikasi menjadi tantangan tersendiri. Untuk bersaing di pasar premium seperti Eropa dan Amerika, sertifikasi seperti USDA Organic, Fairtrade, dan ISO22000 kini menjadi syarat wajib. Tanpa sertifikasi ini, produk kelapa Indonesia sulit menembus pasar bernilai tinggi.

Saatnya Transformasi: Dari Komoditas ke Gaya Hidup Global

Permintaan dunia terhadap produk turunan kelapa semakin meluas. Tidak hanya minyak atau kelapa utuh, tetapi juga air kelapa botolan, krim kelapa organik, tepung kelapa, sabun kelapa, hingga arang aktif dari tempurung. Semua ini membuka peluang ekspor dengan margin lebih besar asal Indonesia siap berinvestasi di sektor pengolahan dan sertifikasi.


Indonesia memiliki segalanya: lahan, iklim tropis, dan tenaga kerja. Yang dibutuhkan kini adalah kemauan untuk bertransformasi dari sekadar eksportir bahan mentah menjadi pemain utama dalam industri kelapa global. Tanpa langkah konkret, Indonesia akan terus berada di barisan belakang dalam kompetisi ekspor kelapa dunia meski menjadi produsen utamanya. (tps/tps)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

xwebsite murah
xwebsite murah