JAKARTA — Presiden RI Prabowo Subianto menerima laporan perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dari Menteri Keuangan Sri Mulyani dan sejumlah menteri lainnya di Istana Merdeka, Senin, 21 Juli 2025 siang. Dalam pertemuan tersebut, terungkap bahwa hingga saat ini terdapat 25 KEK di berbagai wilayah Indonesia yang telah berhasil menarik investasi senilai Rp263,4 triliun dan menyerap sebanyak 160.874 tenaga kerja.
Presiden Prabowo menyampaikan harapannya agar KEK bisa diperluas, mengingat dibandingkan negara-negara ASEAN lain, Indonesia masih memiliki jumlah dan luas KEK yang terbatas. Namun, ia menegaskan pentingnya pengelolaan yang profesional agar KEK benar-benar memberi manfaat besar bagi rakyat serta memperkuat kedaulatan ekonomi nasional.
“KEK harus menjadi motor penggerak transformasi ekonomi Indonesia—baik di sektor manufaktur maupun jasa. Kita ingin industrialisasi yang dalam dan merata ke daerah-daerah,” ujar Prabowo.
KEK tidak hanya mencakup sektor hilirisasi tambang dan mineral, tetapi juga berkembang ke industri kimia, mesin, logistik, kesehatan, digital dan pusat data, hingga pariwisata. Kawasan ini juga mendapat insentif fiskal maupun non-fiskal untuk meningkatkan daya tarik bagi investor.
Namun, dalam laporan tersebut juga diungkap sejumlah tantangan yang masih dihadapi, seperti keterbatasan infrastruktur (jalan, pelabuhan, bandara, listrik berbasis energi terbarukan), masalah perizinan lingkungan, pembebasan lahan, serta layanan kepabeanan yang masih belum optimal.
Presiden Prabowo memberikan instruksi langsung agar berbagai persoalan tersebut segera ditangani lintas kementerian, demi mendukung kelancaran operasional dan pengembangan KEK.
“Diskusi dengan pelaku ekonomi sangat penting untuk terus menyempurnakan kebijakan dan pelayanan pemerintah,” ujar Sri Mulyani.
Dengan dorongan kuat dari pemerintah pusat, KEK diharapkan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional yang berdaya saing tinggi dan inklusif.
Tidak ada komentar